Sabtu, 04 Desember 2010

Menjadi Makelar Yang Baik (Peluang usaha)

Saat ini profesi makelar lagi trend, seperti halnya "mafia" hehehe, terutama "makelar kasus" (Markus) yang sempat menghiasi berita di tivi, surat kabar dan internet. Secara tidak langsung berita-berita tesebut memberi kesan "jelek" terhadap profesi makelar. Apakah sebenarnya makelar itu ? berdasarkan kamus besar bahasa Indonesiama.ke.lar adalah :



(1) perantara perdagangan (antara pembeli dan penjual); orang yg menjualkan barang atau mencarikan pembeli; pialang


(2) orang atau badan hukum yg berjual beli sekuritas atau barang untuk orang lain atas dasar komisi



Pada praktiknya kerja seorang makelar lebih banyak berperan sebagai perantara dari pihak-pihak yang akan melakukan jual beli. Dalam praktik kerja di lapangan banyak berbagai bentuk cara kerja dari seorang makelar. Nah dari variasi cara kerja ini serta dipengaruhi adanya "kesempatan" yang merupakan sumber terjadinya penyalahgunaan profesi ini, walaupun semua kembali kepada individu masing-masing.



Sekarang kita ingin melihat "sisi positip" dari profesi ini dari segi "peluang kerja". Dimana pekerjaan sebagai makelar adalah salah satu solusi bagi kita yang sulit mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, atau bisa jadi "kerja sampingan" yang cukup menguntungkan (Yang halal tentunya). Terutama jika kita tidak mempunyai modal yang cukup, menjadi makelar dapat dijadikan alternative yang tepat. Selain itu makelar adalah usaha yang pada dasarnya bersifat membantu orang lain.



Bagaimana langkah awal menjadi makelar ? Untuk memulai usaha ini, pertama kali yang harus dilakukan adalah mencari informasi tentang orang-orang yang akan menjual barang atau jasanya serta calon pembelinya, dan hal tersebut biasanya akan banyak Anda dapatkan di berbagai iklan di surat kabar atau majalah. Konsumen yang biasanya menjadi target adalah orang-orang yang ingin menjualkan barang atau jasa yang mereka miliki seperti rumah, tanah, terjemahan, pengurusan SIM/ STNK, mobil dan sebagainya. Setelah itu kita memfokuskan bidang yang akan menjadi target kita. Berikut beberapa bisnis yang biasa menjadi target makelar antara lain:


- Bisnis Catering, Anda bisa menawarkan ke sebuah event yang membutuhkan catering, seperti pertemuan besar atau perkawinan, ulang tahun, dan event-event yang lainnya. Anda bisa menawarkan proposal dengan berbekal harga dari sebuah perusahaan catering yang sudah ada kerjasama dengan Anda, kemudian Anda tinggal mengatur perbandingan harganya sehingga Anda juga mendapatkan untung.
- Bisnis Motor dan Mobil, Dengan menjadi makelar orang juga bisa sampai memiliki motor atau mobilnya. Jika mengikuti sebuah dealer kita diwajibkan untuk menjual beberapa motor/ mobil dalam setiap bulannya. Kenapa tidak menargetkannya untuk diri sendiri? kita tidak harus menjual produk baru, karena yang bekas juga banyak yang mencarinya.
- Bisnis Properti, Rumah walaupun mahal harganya namun banyak juga yang mencari. Tetapi kita tidak hanya itu saja yang bisa kita jual, seperti ruko atau kios kecil bisa ikut kita pasarkan. Bisa menjual rumah atau hanya tanah yang belum ada bangunannya. Besaran komisi untuk jenis ini cukup tinggi. sumber



Ketiga target diatas hanya contoh saja, masih banyak target lain yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan, semua kembali kepada "kreativitas" dan "kepandaian" kita dalam melihat peluang :). Demikian tadi sedikit tentang makelar, dimana dari sudut pandang bisnis adalah suatu peluang yang potensial bagi kita yang ingin mempunyai usaha yang tidak butuh modal banyak atau ingin mempunyai penghasilan tambahan. Dengan catatan menjadi makelar yang baik bukan seperti "markus" itu tadi hehehe. Semoga bermanfaat.

Kamis, 24 Juni 2010

Jebakan Sebuah Sukses




SETIAP orang pasti menginginkan sukses dalam hidupnya. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginandan ukuran berbeda-beda mengenai sebuah sukses.

Yang sering menjadi ukuran sukses biasanya merujuk pada titel kesarjanaan, jabatan tinggi, dan kekayaan melimpah. Satu pelajaran penting yang pantas kita renungkan adalah setiap sukses itu mengandung risiko dan jebakan. Semakin tinggi jabatan seseorang dan semakin melimpah kekayaannya, derajat risikonya juga semakin besar.

Berbagai kasus mantan bupati, anggota DPR, gubernur, dan menteri yang sekarang masuk penjara setelah usai menjabat karena terbukti korupsi adalah contoh nyata risiko dan kegagalan dari sebuah sukses. Mereka sukses ketika berjuang dan merangkak menapaki tangga sukses setapak demi setapak, tapi ternyata gagal menjaga momentum dan prestasi yang telah diraih.

Banyak orang yang tahan menderita, tetapi tidak tahan ketika sudah berhasil menjadi kaya raya. Saya sering melihat beberapa orang ternama yang sewaktu mahasiswa menderita, tetapi setelah sukses secara materi lalu berubah drastis perilakunya. Mereka dendam dengan masa lalunya. Alih-alih bersyukur, mereka bertingkah dan hidup berfoya-foya untuk membalas derita masa lalunya. Sukses model seperti ini adalah sukses semu dan sifatnya hanya sesaat.

Sebuah nasihat lama mengatakan, kegagalan adalah guru yang mengajarkan kedewasaan hidup, sehingga dengan demikian secara potensial kegagalan menjanjikan sukses di hari esok. Nasihat ini sesungguhnya mempunyai pesan ganda. Pesan lainnya ialah bahwa di balik kesuksesan selalu menyimpan potensi kegagalan. Ibarat orang memanjat pohon, semakin tinggi memanjat, semakin kencang tiupan angin dan semakin tinggi jarak untuk turun atau kemungkinan jatuhnya.

Nasihat serupa datang dari kearifan China, yin-yang, bahwa gerak kehidupan itu tidak selalu bergerak maju, tapi bagaikan putaran bola yang menggulir ke berbagai penjuru. Di sini yin-yang mengajak kita untuk melihat persoalan hidup secara dialektis dan komprehensif, bukannya linier-parsialistik. Sebuah penelitian sosial di Amerika Serikat (AS) menyebutkan, kehidupan yang serbalinier, mewah, dan selalu memperoleh proteksi dari orang tua ternyata bukannya meningkatkan kualitas hidup remaja, tapi malah merusak mental dan moral mereka.

Berbeda dari generasi orang tuanya yang penuh semangat juang, generasi muda AS yang dimanjakan oleh kemewahan materi sangat rendah rasa tanggung jawab sosialnya. Jadi, implikasi sosial dari pembangunan yang terlalu memihak pada peningkatan GNP tapi kurang memperhatikan prinsip-prinsip moralitas seperti keadilan, kejujuran, demokrasi, dan hak asasi manusia sama halnya dengan mendirikan tiang bangunan yang tinggi, tapi melupakan fondasinya.

Sudah bisa diduga maka bangunan tadi sangat rawan guncangan dan tidak tahan lama. Sejarah banyak merekam cerita sukses yang bersifat sementara dan semu ini. Perasaan sukses yang ternyata mengantarkan malapetaka ini pernah juga dialami oleh para ilmuwan. Ketika awal mula bom atom ditemukan, masyarakat ilmuwan bersorak kegirangan karena sukses yang mereka raih.

Tapi kebanggaan tadi luluh lantak menjadi ratapan dan duka sejarah yang amat dalam ketika akhirnya Hiroshima dan Nagasaki hangus olehnya. Di sini kita menemukan paradoks- paradoks kebudayaan. Bisa jadi kita kagum terhadap kemegahan bangunan Taj Mahal di India. Tetapi, akal kritis akan bertanya, berapa uang rakyat dikuras hanya untuk memenuhi ambisi sang raja? Berapa ribu korban jiwa ketika bangunan piramid di Mesir itu dibangun?

Benarkah Borobudur yang megah itu dibangun secara suka rela oleh rakyat? Pertanyaan-pertanyaan senada tentu saja bisa diperpanjang. Di situ ternyata apa yang oleh penguasa disebut sebagai sukses, bagi masyarakat mungkin dilihat sebaliknya. Seorang camat, misalnya, bisa jadi merasa gembira dan sukses ketika meresmikan sebuah jalan aspal yang menghubungkan kota dan desa.

Tetapi pernahkah pak camat melakukan penelitian secara serius, adakah jalan tadi benar-benar berfungsi meningkatkan ekonomi orang desa ataukah malah sebaliknya, yaitu memperlicin dominasi tengkulak kota atas petani desa? Dengan menyimak kembali lembaran sejarah politik dan kekuasaan, apa yang disebut kemenangan dan kesuksesan rezim penguasa tidak selalu identik dengan kemenangan akal sehat dan nurani rakyat.

Bagaikan gerak dalam fisika kuantum, gerak pendulum kehidupan tidaklah selalu bersifat teleologis dan deterministis. Hanya mereka yang bisa menghindari sindrom “posisi puncak” yang tak akan pernah jatuh, sebagaimana juga mereka yang bisa mengelak dari jeratan ”posisi bawah” maka tidak akan pernah khawatir terinjak. Dalam hal ini perjalanan hidup Rasulullah Muhammad menarik sekali dijadikan teladan.

Dia pernah dalam posisi yang amat menderita, dikejar-kejar dan disayembarakan hendak dibunuh, namun pernah juga sebagai raja diraja yang amat sukses disegani kawan dan lawan. Meski pendulum hidup Nabi berayun dari kutub ekstrem yang satu ke kutub ekstrem sebaliknya, pribadi dan perilakunya tidak berubah, selalu berada di titik tengah, pada garis moderat.
(*)

PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Selasa, 08 Juni 2010

Rencanakan Sejahtera di Hari Tua!

Senin,9 Juni 2010

Posted By Bisrul Karim

Pada edisi minggu lalu saya sudah mengulas tentang pentingnya perencanaan keuangan sejak dini untuk kesejahteraan di hari tua.

Empat hal yang berkaitan dengan perencanaan masa pensiun tersebut sudah saya sampaikan kepada Anda, yakni (1) Identifikasi tujuan di hari tua; (2) Pilihan kualitas gaya hidup di hari tua; (3) Mengukur tingkat penghasilan saat ini; (4) Memperhatikan laju inflasi.

Seperti yang saya janjikan, pada edisi kali ini memfokuskan pembahasan tentang perkiraan sumber dana di hari tua serta kiat untuk mendanai kekurangan dana dengan mengidentifikasi berbagai sumber dana yang ada. Walaupun tampaknya sederhana, ada langkah-langkah sistematis yang harus Anda tempuh untuk menjamin hari tua yang bahagia.

Siapkan Sumber Dana

Untuk memudahkan pemahaman Anda tentang metodologi perhitungan penghasilan di hari tua,saya akan menyajikan ilustrasi keluarga Pak Sasongko (dikutip dari Buku Modul Perencanaan Hari Tua Program Certified Financial Planner).

Pak Sasongko (berusia 30-an) memiliki dua orang anak yang masih remaja. Suami dan istri dalam keluarga ini cukup berhasil dalam karier masing-masing dan mereka menjalankan pola hidup yang sederhana. Penghasilan mereka berdua kira-kira Rp10 juta per bulan sebelum dipotong pajak.

Mereka sepakat untuk berhenti bekerja pada usia 60 tahun (30 tahun lagi). Mereka ingin memiliki standar hidup yang sederhana, nyaman, namun ada kepastian untuk membiayai pengeluaran mereka di saat pensiun.

Selanjutnya Pak Sasongko perlu membuat perkiraan tentang kebutuhan di hari tua, dan langkah awalnya ialah memperkirakan pengeluaran rumah tangga mereka ketika memasuki masa pensiun.

Berdasarkan catatan neraca penghasilan dan pengeluaran rumah tangga bulanan, pengeluaran rumah tangga mereka sebesar Rp7 juta per bulan. Pada saat memasuki masa pensiun, kewajiban mereka untuk membayar kredit pemilikan rumah (KPR) sudah selesai dan kedua anak tercinta pun tidak lagi tinggal bersama mereka.

Karena beberapa pos pengeluaran berkurang, Pak Sasongko memperkirakan bahwa mereka hanya membutuhkan 80 persen dari pengeluaran keuangan saat ini untuk bisa memiliki standar hidup yang memadai.

Jadi, pada masa pensiun nantinya, Pak Sasongko tahu bahwa kebutuhan hidup mereka sebesar Rp5,6 juta per bulan atau Rp67,2 juta per tahun. Apa langkah selanjutnya? Mereka harus mencari sumber dana untuk kelangsungan hidup di hari tua ketika mereka sudah tidak berpenghasilan lagi.

Saat ini mereka sudah mempunyai dua sumber penghasilan untuk peruntukan tersebut, yakni produk dari Jamsostek dan program asuransi jiwa tabungan yang sudah mereka miliki sejak beberapa tahun yang lalu.

Secara total manfaat premi dari kedua sumber ini nantinya bisa memberikan penghasilan sebesar Rp50 juta per tahun. Beruntung sekali, mereka sudah memiliki produk asuransi jiwa tabungan sehingga ada kepastian sumber penghasilan di hari tua nantinya.

Berdasarkan perkiraan besaran kebutuhan keluarga Pak Sasongko di masa tua (Rp67,2 juta per tahun), berarti ada kekurangan dana sebesar Rp17,2 juta per tahun untuk bisa mencapai standar kehidupan yang mereka inginkan.

Selain itu, akibat laju inflasi, kekurangan tersebut akan menjadi lebih besar. Jika pengeluaran mereka terkena dampak inflasi sebesar tujuh persen per tahun, misalnya, berarti total kekurangan dana akan menggelembung menjadi Rp130.931.560 dalam waktu 30 tahun (besaran dihitung dengan menggunakan Tabel Nilai yang Akan Datang).

Itu sebabnya, Pak Sasongko perlu menghitung besarnya sumber dana di hari tua agar mereka bisa mendanai proyeksi kekurangan tersebut.Untuk mengetahui berapa besar uang yang perlu mereka kumpulkan, terlebih dahulu mereka harus memperkirakan tingkat hasil investasi yang bisa mereka peroleh pada masa pensiun nantinya.

Angka ini menunjukkan berapa besarnya dana yang mereka butuhkan pada masa pensiun agar mereka bisa memenuhi kekurangan jumlah dana yang sudah diprediksi sebelumnya. Bila hasil investasi sebesar delapan persen per tahun, misalnya, berarti keluarga Pak Sasongko membutuhkan dana sebesar Rp1.636.644.500 ketika mereka pensiun.

Angka ini diperoleh dari hasil pembagian antara besarnya kekurangan dana (Rp130.931.560) dengan tingkat penghasilan investasi (delapan persen). Selama modal pendanaan mereka (Rp1.636.644.500) tidak disentuh, akumulasi jumlah ini akan memberikan penghasilan tahunan seperti yang mereka butuhkan (Rp67,2 juta per tahun).

Jadi, Keluarga Pak Sasongko bisa mengetahui bahwa mereka membutuhkan akumulasi dana sebesar Rp1.636.644.500 pada masa pensiun. Dari manakah kebutuhan dana tersebut bisa diperoleh?

Langkah selanjutnya, Pak Sasongko perlu mengetahui besarnya dana yang harus mereka sisihkan setiap bulan agar bisa mencapai target akumulasi dana. Misalnya, tingkat hasil investasi dana yang mereka miliki sebesar 12 persen per tahun dan lamanya periode investasi 30 tahun.

Berdasarkan perhitungan faktor bunga majemuk terhadap Tabel Nilai yang Akan Datang dari faktor anuitas, diperoleh kisaran faktor hasil investasi sebesar 241.333.

Dengan demikian, besarnya dana yang perlu mereka sisihkan adalah Rp6.781.685 per tahun (atau Rp565.150 per bulan). Besaran ini diperoleh dari hasil pembagian antara akumulasi dana yang mereka butuhkan saat pensiun (Rp1.636.644.500) dengan besaran faktor hasil investasi (241.333).

Artinya, mereka harus menyisihkan dana Rp6.781.685 per tahun dan tabungan ini harus menghasilkan bunga 12 persen per tahun sehingga target akumulasi dana di hari tua bisa terealisasi! Berdasarkan ilustrasi tersebut, Anda bisa memahami tahap demi tahap yang harus dilakukan dalam perencanaan keuangan hari tua.

Yang lebih penting lagi, Anda sudah melihat betapa pentingnya perencanaan keuangan untuk hari tua! Untuk mengakomodasi besarnya akumulasi dana yang Anda butuhkan nantinya, Anda dapat memperlengkapi diri dengan produk asuransi jiwa tabungan yang dirancang agar Anda bisa memperoleh jaminan penghasilan yang pasti, sepasti standar kehidupan yang Anda inginkan nantinya. Perencanaan seperti ini membutuhkan seorang agen asuransi yang ahli dan terlatih.

Dalam rangka itu, libatkan agen asuransi jiwa yang profesional untuk mendiskusikan dan merancang program perencanaan keuangan hari tua demi kesejahteraan Anda dan keluarga. (*)

EDDY KA BERUTU
Praktisi Asuransi dan Ketua Departemen Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)

Sabtu, 05 Juni 2010

Pengertian Kedisiplinan

Ditulis oleh starawaji di/pada April 19, 2009>>http://starawaji.wordpress.com/2009/04/19/pengertian-kedisiplinan/

Posted bay Bisrul Karim

Minggu,6 Juni 2010


Pengertian Kedisiplinan

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kataDisciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.

Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.

1.

17

Macam – Macam Kedisiplinan

a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu

Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik

b. Disiplin dalam Beribadah

Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِيْنَ . اَلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ .

Artinya: “ Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang salta, (situ) orang-orang yang lalai dari shalatnya”

( QS. Al-Ma`un:4-5 )

c. Disiplin dalam Masyarakat

d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :

1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup

2) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya

3) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah

4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun

5) Longgarnya peraturan yang ada

Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.

Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga terbagi menjadi:

a. Disiplin Diri Pribadi

Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada Tuhan Yang Maha Kuasa

b. Disiplin Sosial

Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.

c. Disiplin Nasional

Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma kehidupan yang berlaku.

Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :

a) Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti pentingnya disiplin negara.

b) Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum

c) Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional

1) Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

2) Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya

3) Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila

4) Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan

Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional

1) Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme yang berlebihan

2) Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan

3) Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.

Upaya menumbuhkan disiplin nasional

1) Keteladanan

2) Teguran

3) Sanksi yang tepat

Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:

1) Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya

2) Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas

3) Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.

Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :

1) Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin

2) Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Guru

Menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyam dalam Bukunya kemampuan Dasar Guru Dalam Proses belajar Mengajar, mengemukakan bahwa ada beberapa indikator agar disiplin dapat membina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga waktu pendidikan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut :

a. Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun baik bagi siswa, karena tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang harus ditaati oleh siapa pun demi kelancaran proses pendidikan itu, yaitu:

1) Patut terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.

2) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku disekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Contohnya menggunakan kurikulum yang berlaku atau membuat satuan pelajaran.

3) Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi para pendidik maupun bagi peserta didik. Contohnya membuat PR bagi peserta didik.

4) Tidak suka membohong.

5) Bertingkahlaku yang menyenangkan.

6) Rajin dalam belajar mengajar.

7) Tidak suka malas dalam belajar mengajar.

8) Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi sendiri.

9) Tepat waktu dalam belajar mengajar.

10) Tidak pernah keluar saat belajar mengajar.

11) Tidak pernah membolos saat belajar mengajar.

b. Tata terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, meliputi :

1) Menerima menganalisa dan mengkaji berbagai pembaruan pendidik.

2) berusaha menyesuaikan dengan situai dan kondisi pendidikan yang ada.

3) Tidak membuat keributan didalam kelas.

4) Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

5) Membantu kelancaran proses belajar mengajar.

c. Menguasai diri dan intropeksi.

Dengan melaksanakan indikator –indikator yang dikemukakan diatas sudah barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat telaksana dan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dapat terlaksana dan kedisiplinan guru dapat ditigkatkan. Selain beberapa indikator supaya disiplin dapat terlaksana, adapun hal yang perlu diperhatikan yakni langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan guru disekolah yang meliputi :

1) Dengan Pembiasaan

Guru dan para pegawai (staf) untuk melakukan hal-hal dengan tertib, keluar dan teratur. Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal lain

2) Dengan contoh dan teladan

Dalam hal ini guru, kepala sekolah beserta staf maupun orang tua sekalipun harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya. Jangan membiasakan sesuatu kepada anak tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan rasa tidak adil dihati anak, rasa tidak senang dan tidak ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat bawha pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan sulit sekali menjadi disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam diri atau dari dalam lubuk hati nurani sebagai pembiasaan lingkunganya

3) Dengan Penyadaran

Guru pegawai (staf) harus diberikan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila kesadaran itu lebih timbul berarti pada guru telah timbul disiplin

4) Dengan Pengawasan

Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan harus terus-menerus dilakukan, terlebih lagi dalam situasi-situasi yang sangat memungkinkan bagi guru dan para staf untuk berbuat sesuatu yang melanggar tata tertib sekolah.

Menurut Aim Abdul Karim dalam Buku PPKN 2 untuk SMU kelas 2 menyebutkan bahwa ada beberapa indikator untuk menanamkan Disiplin dalam kehidupan yaitu :

a. Pembiasaan

b. Pengawasaan

c. Perintah

d. Larangan

e. Ganjaran hukuman

Langkah-langkah tersebut umumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran, lalu apa yang harus ditempuh untuk menanamkan kedisiplinan guru jika guru telah ”Telanjur” melakukan pelanggaran (Titik Disiplin). Sehubungan dengan itu dikemukakan alat pendidikan represif. Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan.

Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan langkah-langkah seperti :

a. Pemberitahuan

Pemberitahuan di sini adalah pemberitahuan kepada guru atau staf yang telah melanggar peraturan tetapi ia belum mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah melanggar.

b. Teguran

Teguran diberikan kepada guru dan staf yang baru satu dua kali melakukan pelanggaran atau tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai tata laksana sekolah.

c. Peringatan

Peringatan diberikan kepada guru dan staf yang telah beberapa kali melakukan pelanggaran dan telah diberikan teguran pula atas pelanggarannya. Dalam memberikan peringatan ini biasanya disertai dengan ancaman akan sangsinya, bilamana terjadi pelanggaran lagi.

d. Hukuman

Hukuman ialah tindakan yang paling akhir diambil apabila teguran dan peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru atau para staf tidak diindahkan hal-hal yang mengarah kepada disiplin guru.

e. Ganjaran

Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling menyenangkan. Ganjaran yang telah diberikan kepada guru yang telah menunjukan hasil baik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sekaligus menerapkan prilaku dan kepribadian yang mulia.

Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan supanya kedisiplinan guru dan pegawai (staf) dapat tumbuh dan berkembang pada hati nurani setip guru dan pegawai (staf). Sehingga tujuan dari pada pendidikan mudah tercapai. Disiplin merupakan salah satu alat penentuan keberhasilan pencapaian tujuan dari pendidikan.

Allah SWT pada dasarnya telah mengajarkan kepada manusia tentang kedisiplinan. Sebagai contoh kita perhatikan Firman-Nya

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَواةَ فَأَذْكُرُوْا اللهَ قِيَمًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِكُمْ فَإِذَا اَطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيْمُوْا الصَّلَواةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَبًا مَّوْقُوْتًا.

Artinya: ”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat-mu ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabil kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” ( QS. An-Nisa: 103 )

Pengertian Inovatif, Kreatif dan Produktif

Sabtu,5 Juni 2010

INOVATIF

Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yg artinya memperkenalkan sesuatu yg baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata “innovate” dan “innovative” yg merupakan bahasa Indonesia dgn mengalami perubahan penulisan manjadi “inovatif” yg berarti bersifat memperkenalkan suatu yg baru. Sedangkan orang yg melakukan pembaharuan disebut “innovator”.
Ciri-Ciri manusia inovatif :
1. Giat belajar dan bekerja
2. Selalu berorientasi kedepan
3. Kaya ide-ide yg cemerlang
4. Berfikir rasional dan berprasangka baik
5. menghargai waktu dan menggunakannya dgn sebaik-baiknya
6. Suka melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian

KREATIF

Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yg berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif.yg memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yg baru.
Ciri-Ciri orang yg kreatif :
1. Memiliki banyak ide dan kemauan
2. Memiliki jiwa yg suka dng tatangan
3. Selalu mencoba dgn sesuatu yg baru
4. memiliki jiwa yg professional

PRODUKTIF

Berasal dari kata bhs inggris “product” yg berarti hasil, productive berarti menghasilkan kemudian diadopsikedlm bahasa Indonesia yaitu produktif yg berarti kemauan untuk menghasilkan sesuatu atau banyak mendatangkan hasil. Produktif dp juga diartikan dgn meng hasilkan atau berkarya.
Ciri-Ciri orang yg produktif :
1. Menghargai waktu dan disiplin
2. Tekun dlm bekerja
3. Gemar membaca
4. Tidak mengenal putus asa
5. selalu ingin berkarya
6. memiliki pola hidup yg hemat


Posted by Bisrul Karim

Jumat, 19 Februari 2010

Harapan


Link

http://www.resensi.net/harapan/2009/03/01/

Posted by Bisrul Karim


“Harapan adalah sarapan yang baik, Tetapi makan malam yang buruk.”

– Francis Bacon

Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap – kita harus bertindak.

Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan – demi perbaikan nasib. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa. Bekerja dan bertindak – disertai dengan
harapan di dalam hati – adalah hal yang membawa hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan – selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen.
Harapan tidak bisa mengganti tindakan. Kerjakan apa yang harus dikerjakan – ada atau tidak ada harapan. Harapkan yang terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu terwujud.

Mulai hari baru anda dengan harapan, dan sambung dengan kerja dan karya. Biarkan harapan menginspirasikan anda, ketimbang membuai anda. Harapkan yang terbaik, dan bayar setiap ongkosnya. Harapan bergantung pada ANDA.

Apa yang Memotivasi Para Bilyuner..?
Pernahkah terpikir oleh anda, apa yang memotivasi para bilyuner? Bahkan jauh hari sebelum menjadi bilyuner – kekayaan yang mereka kumpulkan telah mencukupi untuk hidup mereka, anak mereka, cucu mereka, atau bahkan generasi selanjutnya.

Kebanyakan bilyuner adalah pekerja keras. Bangun pagi-pagi – lalu pergi bekerja hingga larut malam. Mereka melakukan itu – tentu bukan lagi karena sekedar mengejar uang. Lalu apa yang mereka kejar? Apakah itu keserakahan? atau kekuasaan? Mungkin. Tetapi secara umum, orang-orang pelit / serakah – jarang beroleh sukses – karena mereka tidak memberi nilai lebih pada orang lain. Kebanyakan bilyuner modern masa kini, tidak menjadi bilyuner karena kikir.

Para bilyuner termotivasi oleh cita-cita mereka. Cita-cita untuk membuat perbedaan, sehingga dunia menjadi berbeda karena mereka ADA. Motivasi ini yang memampukan mereka untuk menjadi bilyuner. Dan karena hal itu pula mereka tetap bisa bekerja keras – sekalipun telah menjadi bilyuner.

Apakah anda ingin hidup seperti seorang bilyuner? Mudah sekali. Berhentilah bekerja hanya untuk sekedar hidup – dan buat perbedaan. Sekalipun di hari terburuk

Hidup adalah kemewahan, hidup adalah kegembiraan – sekalipun di hari terburuk. Kenyataan bahwa anda saat ini hidup sehingga bisa membuat keputusan, bisa melaksanakannya, dan mampu membuat perbedaan – jauh lebih berharga ketimbang segala kesulitan dan kekecewaan yang mungkin menghadang.

Saat dunia gelap – hidup adalah alasan mengapa anda harus menjadi cahaya.

Kualitas hidup anda tidak tergantung pada apa yang anda temui, tetapi pada seperti apa anda setelah melewati segala tantangan. Hari ini adalah hari istimewa – karena anda diperbolehkan masuk ke hari ini. Ada kesempatan untuk tumbuh – dan mencapai cita-cita anda ke segala arah. Bila orang di sekitar anda pencemooh dan pendengki – anda punya kesempatan untuk membuat – bahwa KARENA ANDA – lingkungan anda bisa berubah ke arah lebih baik. Tantangan kesulitan yang ada di depan anda menyembunyikan harta karun nyata yang menunggu untuk digali.

Hati kecil anda sudah mengerti hal ini. Hidup adalah indah – bila anda menerima hidup sebagai kesempatan. Di mana pun anda, apapun yang anda hadapi, ambil keputusan untuk menikmati keindahan itu setiap hari. Dan saat anda mengambil pilihan ini – dunia di sekeliling anda pun akan menjadi lebih baik.

Kamis, 18 Februari 2010

Mengusir Gelisah Hati


link:http://www.dadangkadarusman.com/2008/09/06/mengusir-gelisah-hati/

Posted by Bisrul Karim



Dijaman ini, begitu banyak hal yang bisa menjadikan hati kita gelisah. Kenaikan gaji yang nyaris habis dikikis inflasi. Harga sayur-mayur yang menguras uang dapur. Uang sekolah anak-anak yang kadang menyesakkan. Kerena kegelisahan itu, kita menjadi sulit tidur. Dari sulit tidur, lalu kita dihinggapi depresi. Kemudian berkembang menjadi stress berkepanjangan. Untuk mengobatinya; kita meminum obat tidur ditambah anti-depresan dan anti-ansietas. Memang, banyak orang yang tertolong dengan obat-obatan semacam itu. Tetapi, dalam jangka panjang mereka harus menaikkan dosis untuk menghasilkan efek yang sama. Sehingga, akhirnya malah menjadi ketagihan. Adakah alternatif lain selain obat-obatan semacam itu?

Dijaman dahulu kala, obat-obatan seperti itu belum ada. Begitu pula dengan lembaga pelatihan yang menyajikan topik ‘Stress Management’. Sehingga, orang-orang pada masa itu harus mencari jalan keluar lain, seperti yang dikisahkan dalam sebuah dongeng. Dongeng tentang seorang lelaki yang sedang dihinggapi oleh kegelisahan hati. Dia mendatangi seorang bijak ditengah gurun pasir. Lalu bertanya;”Tuan, apa rahasianya sehingga Tuan begitu tentram dalam menghadapi hidup yang serba sulit ini?”

Orang bijak itu berkata;”Aku tahu sebuah rahasia,” katanya, “tapi aku tidak bisa mengatakannya kepadamu,” lanjutnya.

Lelaki itu menahan kecewa sambil berkata:”jika Tuan tidak mengatakannya, bagaimana saya mengetahuinya?”

“Engkau bisa membacanya,” kata sang bijak, seraya mengarahkan telunjuknya kesebuah gundukan bukit pasir. “Disana,” lanjut beliau. “Ada selembar kulit kambing yang menyimpan rahasia itu. Raihlah kulit kambing itu, dan bacalah apa yang tertulis padanya.” Katanya. “Jika engkau bisa mengamalkannya, maka hatimu akan terbebas dari rasa gundah dan gelisah.” Lalu, orang bijak itu beranjak pergi.

Seketika itu juga, sang lelaki berlari ke gundukan pasir itu. Setelah mencari-cari diseluruh penjuru bukit itu, akhirnya dia berhasil menemukan kulit kambing yang diceritakan oleh sang bijak tadi. Dia bergegas membuka lembaran kulit kambing itu. Dan disana, didapatinya sebaris kalimat aneh yang berbunyi;”Alaa bidzikrillaahi tathma-innul quluub….” Sejenak dia berpikir, apa arti kalimat itu. Oh, dia teringat masa kecil dulu, ketika gurunya bercerita tentang rahasia itu. Perlahan-lahan dia teringat pula bahwa kalimat itu berarti, bahwa:’hanya ada satu cara untuk menjadikan hati kita tenang, yaitu; dengan mengingat Tuhan’.

Orang-orang yang senantiasa mengingat bahwa mereka mempunyai Tuhan tempat bersandar; dijamin akan merasa tenang dihatinya. Betapa tidak? Didunia ini ada begitu banyak hal yang diluar jangkauan kemampuan manusia. Sehingga, mengandalkan kemampuan diri sendiri saja seringkali tidak cukup. Lagipula, masalah kita bisa datang silih berganti. Saat kita terbebas dari suatu masalah, masalah lain serta merta menggantikan.

Ketika teringat kepada Tuhan, kita kembali disadarkan bahwa tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan Tuhan. Sehingga, saat kita meminta kepadaNya untuk diberi kekuatan, maka kita mendapatkan kekuatan dari sang pemilik kekuatan itu sendiri. Itu membuat kita memiliki kekuatan untuk terus menjalani hidup. Tidak peduli sesulit apapun dia mendera kita.

Selain itu, kita juga kembali disadarkan bahwa Tuhan itu maha adil. Dia tidak mungkin menghukum orang-orang yang berbuat kebajikan. Sebaliknya, tidak mungkin Dia membiarkan orang-orang yang berbuat jahat, menindas sesama manusia, merampas hak orang lain, dan bertindak sewenang-wenang. Sebab, tidak ada satu mahlukpun yang bisa terbebas dari pengawasanNya. Jadi, disaat kita harus melakukan tindakan-tindakan yang baik, kita yakin bahwa Tuhan mendukung kita dibelakang. Namun, ketika terbersit dihati kita untuk melakukan sesuatu yang kurang baik. Atau merugikan orang lain. Atau mengambil hak orang lain, kita teringat bahwa Tuhan menyaksikan. Mudah-mudahan kita ditunjukkan kepada jalan yang lurus lagi.

Mengingat Tuhan, berarti menjadikan Tuhan sebagai backing kita. Jika kita membayar orang-orang berpengaruh untuk menjadi backing kita, rasanya hati kok tenang sekali ya? Apalagi jika yang menjadi backing adalah sang maha pemilik kekuatan dan kekuasaan mutlak. Oleh karena itu selain mendapatkan ketenangan hati, orang-orang yang selalu mengingat Tuhan juga bisa menasihati dirinya sendiri dengan mengatakan; “Cukuplah Tuhan sebagai pelindungku”.

Jadi, untuk terbebas dari kegelisahan hati, kita bukan harus bergantung kepada obat-obatan. Melainkan semakin banyak mengingat Tuhan. Karena ”Alaa bidzikrillaahi tathma-innul quluub….”. Hanya dengan mengingat Tuhan, hati kita menjadi tenang. Bayangkan. Jika setiap hari kita bisa mengingat Tuhan. Maka setiap hari. Hati kita. Menjadi tenang.